Maka ni'mat Rabb-mu yang manakah yang engkau dustakan ?

Maka ni'mat Rabb-mu yang manakah yang engkau dustakan ?

Wednesday, March 16, 2011

Cahaya ilmu tidak akan diberikan kepada pelaku kemasiatan

Wahai para penuntut ilmu tinggalkan perbuatan maksiat! Terkadang maksiat itu menyebabkan kegelapan di dalam hatimu. Kegelapan di dalam kubur, kegelapan pada wajah dan kegelapan dalam kehidupan yang penuh tipu muslihat dan kesempitan.

Ibnu Abil Izzi Al Hanafi mengatakan: “Karena dosa akan melahirkan dosa baru (Syarh Aqidah Thahawiyah hal 440). Ibnul Qoyyim mengatakan: “Sesungguhnya dosa-dosa dan perbuatan maksiat membahayakan pelakunya dan tidak ada keraguan lagi bahwa bahayanya terhadap hati manusia bagaikan bahaya racun terhadap badan seseorang, tentunya sesuai dengan perbedaan tingkat dosa tersebut, dan tidak ada malapetaka di dunia dan di akhirat melainkan karena dosa dan kemaksiatan.” (lihat Jawabul Kaafi hal 37)

Kemaksiatan adalah salah satu perangkap syaithon terhadap orang-orang yang beriman. Dengannya syaithon akan memerangi orang-orang yang beriman, karena syaithon mengetahui bahwa barangsiapa yang bermaksiat, maka dia akan sesat.
Artinya: “Maka Adam bermaksiat kepada RAbbnya lalu menjadi sesat.” (QS. Toha:121)

Barangsiapa yang bermaksiat maka sungguh dia telah mendapatkan kesempitan hidup dan barangsiapa yang bermaksiat maka ia sungguh telah menyerahkan dirinya kepada ancaman Rabbnya, di waktu sekarang ataupun yang akan datang.

Berhati-hatilah kamu dari perbuatan maksiat. Takutlah kamu darinya melebihi rasa takutmu dari ular dan setruman listrik. Betapa banyak orang yang hatinya telah kelam karena perbuatan maksiat hingga tidak sanggup untuk menghafal, tidak sanggup untuk membaca, tidak menemukan kelezatan dalam bacaan, hafalan dan shalat jamaahnya. Kegelapan di dalam hatinya yang telah menghalangi dirinya dari keinginan-keinginan baiknya.

Imam Syafi’I mengatakan:
Aku mengeluh kepada waqi’ tentang jeleknya hafalanku
Maka beliau membimbingku untuk meninggalkan maksiat-maksiat
Beliau berkata: “Ketahuilah bahwa ilmu itu adalah cahaya
Dan cahaya ilmu tidak akan diberikan kepada pelaku kemasiatan.”

Betapa banyak manusia telah berusaha untuk menuntut ilmu dan berusaha untuk menghafal, akan tetapi dia tidak sanggup, tidak lain penyebabnya adalah perbuatan maksiat. Ketaatan adalah cahaya yang menerangi hati sebagaimana maksiat adalah kegelapan yang akan menghitamkan hati. Kita berlindung kepada Allah SWT darinya.
Oleh karena itu menjauhlah dari perbuatan maksiat dan perbanyaklah istighfar dan meminta ampun kepada Allah semoga Allah memaafkan dirimu. Perbanyklah doa dan ketundukan kepada Allah agat Dia memberikan kekokohan di dalam agamaNya, kitabnNya, dan Sunnah RasulNya.

Disalin dari buku "20 Mutiara Indah bagi Penuntut Ilmu dan Da’i Ilallah" (‘Isyruun Nashiha li Tholibil ‘Ilmi wa Da’ie Ilallah) karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Bin Ali Al Yamani Al Wushobi Al Abdali

Tuesday, February 15, 2011

Islam, Rahmatan Lil 'Alamin



Benar bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Namun banyak orang menyimpangkan pernyataan ini kepada pemahaman-pemahaman yang salah kaprah. Sehingga menimbulkan banyak kesalahan dalam praktek beragama bahkan dalam hal yang sangat fundamental, yaitu dalam masalah aqidah.
Pernyataan  bahwa Islam adalah agamanya yang rahmatan lil ‘alamin sebenarnya adalah kesimpulan dari firman Allah Ta’ala,
وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia.
Secara bahasa,
الرَّحْمة: الرِّقَّةُ والتَّعَطُّفُ
rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba (Lihat Lisaanul Arab, Ibnul Mandzur). Atau dengan kata lainrahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.

Tuesday, January 11, 2011

Saudaraku .. Kembalilah!!

Saudaraku ..
Tulisan ini kutujukan kepadamu, ya .. kepadamu yang mengharapkan Ridho Allah dan kenikmatan yang kekal di sisiNya, serta takut kepada siksa dan azab yang Allah Ta’ala siapkan untuk orang-orang yang bermaksiat dan kafir.
Kepadamu saudaraku, yang pernah merasakan manisnya keimanan dan nikmatnya berjalan di atas jalan yang lurus serta indahnya mendekatkan diri kepada Allah.

Kepadamu saudaraku, yang dulu bersemangat dan berpacu menuntut ilmu serta mengajak kepada kebaikan.
Kepadamu saudaraku yang dulu sering kulihat berzikir, membaca dan menghapalkan Al Qur’an.
Apa yang terjadi pada dirimu? Kenapa engkau kini mulai menjauh dari teman-temanmu yang rajin sholat berjama’ah, cinta kepada ilmu agama, gemar mempelajari Al Qur’an dan Hadits serta membaca buku-buku yang bermanfaat?
Kenapa aku melihat semangatmu memudar, penampilanmu juga berobah ..tidak lagi seperti dulu yang berusaha mengikuti sunnah-sunnah Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallama?
ingatkah engkau, ketika itu engkau berhenti dari tempatmu bekerja, kenapa?!